Lir ilir lir ilir tandure wis sumilir,
Tak ijo royo-royo tak sengguh penganten anyar,
Bocah angon…bocah angon penekno blimbing kuwi,
Lunyu-lunyu peneken kanggo basuh dodotiro,
Dodotiro…dodotiro.. kumitir bedhah ing pinggir,
Dondomono jrumatono kanggo sebo mengko sore,
Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane
Yo surako surak horee.
(Sayup-sayup bangun dari tidur, tanaman-tanaman sudah mulai bersemi, demikian menghijau bagaikan gairah pengantin baru Anak-anak penggembala, panjatkan pohon blimbing itu, walaupun licin tetap panjatlah untuk mencuci pakaian. Pakaian-pakaian yang koyak pinggirnya. Jahitlah benahilah untuk menghadap nanti sore. Selagi sedang terang rembulannya Selagi sedang banyak waktu luang. Mari bersorak-sorak horee.. )
Maksudnya kurang lebih demikian : Makin subur dan tersiarlah agama Islam yang disiarkan oleh para wali dan mubaligh. Hijau adalah warna dan lambang agama Islam. agama Islam begitu menarik dan kemunculannya yang baru diibaratkan bagaikan pengantin baru. Cah angon atau penggembala, diibaratkan dengan penguasa yang menggembalakan rakyat. Para penguasa itu disarankan untuk segera masuk agama Islam (disimbolkan dengan buah belimbing yang mempunyai bentuk segi lima sebagai lambang rukun Islam).Walaupun licin, susah, tetapi usahakanlah agar dapat masuk Islam demi mensucikan dodot (Dodot adalah jenis pakaian tradisional Jawa yang sering dipakai pembesar jaman dulu. Bagi orang Jawa, agama adalah ibarat pakaian, maka dodot dipakai sebagai lambang agama atau kepercayaan). Pakaianmu, (yaitu) agamamu sudah rusak, karena dicampur dengan kepercayaan animisme / klenik.. Agama yang sudah rusak itu jahitlah (perbaiki), sebagai bekal menghadap Tuhan. Selagi masih ada kesempatan bertobatlah. .Bergembiralah, semoga kalian mendapat anugerah dari Tuhan
Tak ijo royo-royo tak sengguh penganten anyar,
Bocah angon…bocah angon penekno blimbing kuwi,
Lunyu-lunyu peneken kanggo basuh dodotiro,
Dodotiro…dodotiro.. kumitir bedhah ing pinggir,
Dondomono jrumatono kanggo sebo mengko sore,
Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane
Yo surako surak horee.
(Sayup-sayup bangun dari tidur, tanaman-tanaman sudah mulai bersemi, demikian menghijau bagaikan gairah pengantin baru Anak-anak penggembala, panjatkan pohon blimbing itu, walaupun licin tetap panjatlah untuk mencuci pakaian. Pakaian-pakaian yang koyak pinggirnya. Jahitlah benahilah untuk menghadap nanti sore. Selagi sedang terang rembulannya Selagi sedang banyak waktu luang. Mari bersorak-sorak horee.. )
Maksudnya kurang lebih demikian : Makin subur dan tersiarlah agama Islam yang disiarkan oleh para wali dan mubaligh. Hijau adalah warna dan lambang agama Islam. agama Islam begitu menarik dan kemunculannya yang baru diibaratkan bagaikan pengantin baru. Cah angon atau penggembala, diibaratkan dengan penguasa yang menggembalakan rakyat. Para penguasa itu disarankan untuk segera masuk agama Islam (disimbolkan dengan buah belimbing yang mempunyai bentuk segi lima sebagai lambang rukun Islam).Walaupun licin, susah, tetapi usahakanlah agar dapat masuk Islam demi mensucikan dodot (Dodot adalah jenis pakaian tradisional Jawa yang sering dipakai pembesar jaman dulu. Bagi orang Jawa, agama adalah ibarat pakaian, maka dodot dipakai sebagai lambang agama atau kepercayaan). Pakaianmu, (yaitu) agamamu sudah rusak, karena dicampur dengan kepercayaan animisme / klenik.. Agama yang sudah rusak itu jahitlah (perbaiki), sebagai bekal menghadap Tuhan. Selagi masih ada kesempatan bertobatlah. .Bergembiralah, semoga kalian mendapat anugerah dari Tuhan
*Selamat Menikmati*
kedaimusik-ismo.blogspot.com selalu menyediakan lirik lagu terbaru
Anda Juga Bisa Melihat Semua
Kumpulan Lirik Lagu Dangdut Religi Terbaru